Kisruh Kemenpora versus PSSI belum juga
menemui titik temu. sehingga mengundang “kuli tinta” bertubi-tubi memposting
berbagai artikel “kegaduhan” sepakbola nasional, tidak tahu sampai kapan
prahara nasional ini berujung damai.
Klaim
“reformasi” sepakbola indonesia Menpora belum legowo melakukan pencabutan,
kekalahan beruntun Kemenpora di meja hijau tidak menyurutkan niat Nahrawi
mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas ditolaknya kasasi terhadap PSSI oleh
Mahkamah Agung.
Kelihatan
banget anak-anaknya bapak-bapak ini, dendam pribadi dibawa-bawa keranah politik
mengatasnamakan“tranparansi” dari “mafia” bola. Saya setuju sepakbola direformasi demi perbaikan
manajemen secara universal, paling tidak sepakbola harus bergulir dalam
mewujudkan cita-cita mulia pak JOKOWI. Apa tidak letih mempersoalkan
hal-hal yang seharusnya bisa dimediasi secara cerdas, tanpa harus merugikan
pemain serta insan pecinta sepakbola.
Ditengah
kisruh perbaikan sepakbola disegala lini, angin segar datang dari “si bulu
angsa” yang lebih kita kenal dengan sebutan Bulutangkis. Ganda campuran Indonesia Praveen
Jordan dan Debby Susanto berhasil keluar sebagai juara pertama pada ajang
Bulutangkis All England setelah mengandaskan perlawanan sengit pasangan Denmark
Joachim Fischer dan Cristinna Pederson dua game langsung 21-12 dan 21-17 pada
final All England 2016 yang berlangsung di Barclaycard Arena Birmingham
Inggris, Minggu (13/3/2016).
Keberuntungan
juga datang dari balap F1, “wong solo” anak indonesia Rio Haryanto berhasil
meraih mimpinya berpartisipasi menunggangi jet darat F1 di Autralia. Setidaknya
andilnya Rio pada F1 putra dan putri indonesia tidak dipandang sebelah mata
oleh bangsa eropa, asal jangan dipolitisir “pemerintahnya” dengan menjual nama
baik Rio tentu perbuatan ini sangat menghina bangsa sendiri.
Sebagaimana kita ketahui bersama
keikut-sertaan Rio mengaspal di sirkuit Albert Park Melbourne-Australia baru
pertama kalinya penuh kendala salah satunya masalah “dana” yang sebelumnya
sempat menghebohkan media sosial atas kebijakan tidak populer Menpora “meminta”
pemotongan gaji PNS di Indonesia dan APBN serta sumbangan masyarakat untuk
membantu pembalap Rio Haryanto di ajang Formula 1 besaran dana dibutuhkan
senilai 15 juta euro (sekitar Rp226 miliar), bahkan Menpora sesumbar sudi melepas
gaji demi mencukupi dana Rio. Layak kita tagih janji beliau untuk menyiarkan
secara publik “pelepasan gaji” pada media cetak maupun online.
Sesi latihan bebas disekitar Sirkuit
Albert Park sendiri dalam kondisi basah dikarenakan cuaca hujan dari semalam.
Dampaknya Rio yang berada di tim Manor Racing sempat mengalami insiden tabrakan
mobil dengan tim Haas, Romain Grosjeanm saat hendak keluar dari garasi. Keluar
lintasan sirkuit diawal latihan beruntung Rio masih dapat melanjutkan sesi
latihan.
Anak “emas” Menpora Rio Haryanto resmi
dinyatakan bersalah setelah penagwas atau stewards Formula 1 membeberkan hasil
investigasi terkait kecelakaan di pit lane saat akan melakukan sesi latihan
bebas ketiga di Sirkuit Albert Park, Melbourne, Sabtu (19/3/2016).
Dengan demikian, pembalap kelahiran Solo itu jadi pembalap pertama yang terkena
penalti pada ajang balap jet darat musim ini.
Pemuda asal solo itu juga masih kalah
cepat dari rekan satu timnya di Manor Racing, Paschal Wehrlein, yang
mencatatkan waktu sekitar 1:40.401. Rio berada diurutan buncit dalam sesi ini,
sementara pembalap Manor lainnya, Pascal Wehrlein, berada tepat diatas Rio.
Sedangkan Grosjean yang sempat ditabrak Rio berada diurutan 19.
Tetap
semangat Rio harumkan nama Indonesia dibawah kibaran bendera merah putih, meski
hingga saat ini sepakbola tanah air sedang berpolemik. Jangan mau dipandang
sebelah mata rengkuh juara pada ajang F1, mimpi sudah dalam genggamanmu
cengkeram erat-erat sekokoh cengkeraman garuda, tunjukkan nyalimu tidak ekedar “pengobat
duka”.
Daftar Pustaka :
- Subhan.2016.http://www.kompasiana.com/pipot/kegaduhan-sepakbola-membawa-keberuntungan-indonesia-di-mata-dunia_56ee487ec2afbd8f10a693d7.20 Maret 2016.
0 komentar:
Posting Komentar