Artikel berjudul “Fenomena
LGBT, Ditolak atau Didukung?” yang ditulis oleh Komaruddin Hidayat, guru besar
UIN Syarif Hidayatullah ini berisi opini tentang LGBT yang sedang marak
dibicarakan. Apakah LGBT sendiri harus didukung atau ditolak? Bagi para pejuang
pembela hak asasi manusia, sudah sewajarnya LGBT merupakan hak seseorang yang
harus dihargai. Sedangkan bagi masyarakat Indonesia yang mengerti dan setia
pada norma serta agama, mereka sangat menentang LGBT tersebut.
Artikel ini cukup
menarik, karena berisi tentang berbagai sudut pandang masyarakat terhadap
fenomena LGBT ini. Tidak bisa dihindari fenomena LGBT mengakibatkan banyaknya
pro-kontra dikalangan masyarakat baik mereka yang membahasnya dari sisi
psikologis ilmiah, analisis teologi, maupun kebijakan pemerintah. Jika
memandang LGBT sebagai kelainan maka masyarakat mesti bersimpati dan berempati
serta memberi solusi bagaimana cara menyembuhkan. Jika LGBT merupakan gaya
hidup atau dilakukan dengan sadar karena suatu alasan, maka pihak pro-kontra
harus membicarakannya dengan baik-baik dan bagaimanapun caranya harus memberi
solusi win-win.
Gerakan LGBT
sangat cepat menyebar luas menjadi gosip nasional berkat media sosial. Menghadapi
fenomena tersebut sebaiknya orangtua dan keluarga menjadi lebih bijak dan
peduli terhadap anaknya, mau membimbingnya secara fisik, mental dan spiritual. Forum
pelatihan parenting yang diadakan para ahlinya juga sangat baik untuk diikuti
mengingat disana para orangtua dapat bertukar fikiran dan wawasan tentang
bagaimana membimbing seorang anak.
Pada artikel ini solusi
ataupun tanggapan yang diberikan sudah cukup baik. Tetapi akan lebih baik jika dikaitkan dengan agama karena
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya muslim. Sudah kodratnya
Tuhan menciptakan manusia secara berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan, kalau
sesama jenis sudah pasti melanggar aturan. Namun kembali lagi kepada masyarakat
Indonesia sendiri. Jika menolak LGBT, gerakan-gerakan yang mampu menghapus LGBT
harus bergerak dengan cepat agar LGBT tidak menjadi gaya hidup di Indonesia.
Daftar Pustaka :
- Liputan6.2016.http://news.liputan6.com/read/2442361/opini-fenomena-lgbt-ditolak-atau-didukung. 3 Maret 2016.
0 komentar:
Posting Komentar