Kamis, 09 Oktober 2014

Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi Dalam Organisasi




Anggota Kelompok :

1.      Andranna Fajar Adiswara       10113903
2.      Dela Aprilia Wibawa              12113142
3.      Galih Sanitio                           13113631
4.      Jitro Hilter Sitanggang            14113650
5.      Nanda Manarfa Az Zahra       16113325
6.      Muhammad Ahsan Fuady      15113819
7.      Ridony Armansyah                 17113631
8.      Sastrio Yunanda Djamier        18113326

Kelas   : 2KA20
Dosen  : Ira Phajar Lestari



SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
PTA 2013/201
4
_____________________________________________________________


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas nikmat dan karunia-Nya kita dapat menyelesaikan makalah Softskill tentang Komunikasi Dalam Organisasi. Atas nikmat yang diberikan pula kita dapat mempelajari dan mengetahui ilmu yang belum kita ketahui. Kami berterimakasih kepada Ibu Ira Phajar Lestari sebagai Dosen Softskill yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Mudah-mudahan makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang melihat dan membacanya.Serta dapat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya pada Komunikasi didalam Beroganisasi. Kami menyadari sepenuhnya mungkin tugas makalah ini jauh dari kata sempurna, masih mempunyai banyak kekurangan, untuk itu kami sangat menerima kritikan serta saran, demi perbaikan dimasa yang akan datang serta sebagai sarana untuk membangun suatu kesempurnaan. Semoga makalah yang kami buat ini bisa menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dan berguna bagi orang - orang yang membacanya maupun kami sendiri yang membuatnya. Kami selaku penyusun makalah ini, memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.


Jakarta , 5 Oktober 2014



                       Penulis
______________________________________  1 ______________________________________

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................... 3
1.2 PERUMUSAN MASALAH ..........................................................................................................  4
1.3 TUJUAN PENULIS ........................................................................................................................ 4
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
2.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI ..................................................................................................... 5
2.2 PENGERTIAN ORGANISASI ...................................................................................................... 6
2.3 PENGERTIAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI ............................................................ 7
2.4 JENIS KOMUNIKASI .................................................................................................................... 8
2.5 FUNGSI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI ..................................................................... 10
2.6 PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI .................................................................... 11
2.7 GAYA KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI......................................................................... 12
2.8 HAMBATAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI............................................................. 13
BAB III. PENUTUP........................................................................................................................... 15
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................................. 15
3.2 SARAN ......................................................................................................................................... 15
STUDY KASUS
DAFTAR PUSTAKA

 _______________________________________ 2 _______________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting. Bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang kompleks, dan teknologi kini telah merubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.
Komunikasi tidak terbatas pada kata-kata yang terucap belaka, melainkan bentuk dari apa saja interaksi, senyuman, anggukan kepala yang membenarkan hati, sikap badan, ungkapan minat, sikap dan perasaan yang sama. Diterimanya pengertian yang sama adalah merupakan kunci dalam komunikasi. Tanpa penerimaan sesuatu dengan pengertian yang sama, maka yang terjadi adalah “dialog  antara orang satu”.
Organisasi atau Organization bersumber dari kata kerja bahasa latinOrganizare “to form as or into a whole consisting of interdependent or coordinated parts (membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi). Organisasi adalah sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai apabila tanpa manajemen dan komunikasi. Manajemen tidak akan mungkin ada tanpa organisasi. Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai dan diselesaikan. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus pada manusia-manusia yng terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan organisasi juga tidak terlepas dari peran pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menguasai komunikasi dengan baik pula. Dengan penguasaan komunikasi yang baik seorang pemimpin memiliki nilai tambah, baik dalam kehidupannya secara umum, maupun dalam mengkontribusikan dirinya di tempat kerja, sehingga lebih produktif.
Komunikasi juga dikatakan sebagai inti dari kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif dapat dicapai melalui proses komunikasi yang dilakukan oleh pemimpin kepada anggotanya. Visi pemimpin bisa saja bagus, namun tanpa komunikasi yang efektif, maka visi tersebut tidak akan pernah bisa terwujud. Dalam mengkomunikasikan visi, maka pemimpin harus bisa menyampaikan suatu gambaran di masa depan yang mendorong antusiasme serta komitmen orang lain.

______________________________________ 3 ______________________________________

2.     Perumusan Masalah

Untuk memudakan proses penjabaran dan penjelasan, makalah ini memiliki beberapa rumusan masalah, yaitu :

1.      Apa pengertian dari komunikasi?
2.      Apa pengertian dari organisasi?
3.      Apa pengertian komunikasi dalam organisasi?
4.      Apa saja jenis-jenis komunikasi?
5.      Apa fungsi komunikasi dalam organisasi?
6.      Bagaimana proses komunikasi dalam organisasi?
7.      Bagaimana gaya komunikasi dalam organisasi?
8.      Apa saja yang menjadi hambatan komunikasi dalam organisasi?

3.     Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengertian dari komunikasi, pengertian dari organisasi, pengertian dari komunikasi dalam organisasi, apa saja jenis-jenis komunikasi, apa fungsi komunikasi dalam organisasi, bagaimana proses komunikasi dalam organisasi, bagaimana gaya komuikasi dalam organisasi, bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi dan apa sajayang menjadi hambatan komunikasi dalam organisasi. Di samping itu, makalah ini ditulis sebagai tugas kelompok pada mata kuliah Softskill yang diberikan oleh pengajar.

  _______________________________________ 4 _______________________________________

BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian Komunikasi

Komunikasi sering kita lakukan dalam sehari-hari, komunikasi ini merupakan kebutuhan yang paling mendasar manusia. Saat seseorang dengan orang lain berdekatan maka terjadi komunikasi secara verbal, namun jika mereka berada dalam jarak yang jauh mereka menggunakan beberapa cara untuk berkomunikasi.
Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal.Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima pesan.

Pengertian komunikasi menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu :
1.   Pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak.
2.      Perhubungan.

Pengertian komunikasi menurut para ahli :
Beberapa ahli mengungkapkan pendapat mengenai pengertian komunikasi, berikut ini pengertian komunikasi menurut para ahli :

1.      Carl I. Hovland
Hovland berpendapat mengenai pengertian komunikasi, menurutnya “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan pesan (lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan)”.

2.      Theodore M. Newcomb
Menurutnya pengertian komunikasi adalah “setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi,terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”.

3.      Everett M. Rogers
Everett berpendapat bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka atau penerima”.

4.      Onong Uchjana Effendy
Ia mengungkapkan pengertian dari komunikasi adalah “proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran tersebut bisa merupakan informasi, gagasan, opini, dll yang muncul dari pikirannya sendiri.

  ____________________________________ 5 ____________________________________

5.      Hafield Cangara
Hafield menyatakan suatu definisi baru mengenai pengertian komunikasi, ia menyatakan bahwa “komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian”.


2.     Pengertian Organisasi

Secara umum, Pengertian Organisasi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekumpulan individu terhadap pembagian kerja kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah diciptakan secara sistematis dan struktural. Dalam organisasi terdapat beberapa batasan yang dapat ditunjukkan pada sebuah organisasi tersebut. Selain itu, pengertian Organisasi dapat diartikan sebagai tempat orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terorganisasi, terencana, terkendali dan terpimpin dalam memanfaatkan sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi secara bersama-sama.

Pengertian organisasi menurut para ahli :
1.      Menurut Stephen P. Robbinss
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
2.      Menurut James D Mooney
Organisasi merupakan bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
3.      Menurut Stoner
Organisasi merupakan suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
4.      Menurut Chester I Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
5.      Menurut Schein
Organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab.
6.      Menurut Kochler
Organisasi merupakan sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
7.      Menurut W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia
Organisasi merupakan susunan dan aturan dari berbagai bagian sehingga menjadi kesatuan yang teratur.
8.      Menurut M. dahlan Al Barry , Kamus Modern Bahasa Indonesia

   ____________________________________ 6 ____________________________________


Organisasi merupakan penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan, sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).


Contoh dari organisasi yaitu organisasi kemahasiswaan, sebagai contohnya untuk sekolah menengah ditujukan pada OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan untuk perguruan tinggi ditujukan pada BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Organisasi-organisasi merupakan salah satu dari bentuk organisasi garis karena mempunyai cakupan yang tidak luas hanya berada di lingkungannya saja dan bergelut di wilayahnya saja, namun BEM dapat dikatakan sebagai bentuk organisasi garis dan staff karena BEM biasanya terdiri atas beberapa anggota yang berasal dari berbagai fakultas, wilayah kampus yang berbeda dan jurusan yang berbeda pula sehingga memiliki jangkauan yang luas.

3.     Pengertian Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasiorganisasi adalah komunikasi antar manusia yang terjadi dalam konteks organisasi, terjadi jaringan pesan satu sama lain yang bergantung satu sama lain.
Menurut Pace & Feules, ada dua perspektif utama yang akan mempengaruhi bagaimana komunikasi organisasi didefinisikan :

1.      Perspektif Objektif
Perspektif Objektif menekankan definisi komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Fokusnya adalah penanganan pesan, yakni menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam suatu peristiwa komunikasiorganisasi. Komunikasi dipandang sebagai alat untuk merekayasa atau mengkonstruksi organisasi yang memungkinkan individu (anggota organisasi) beradaptasi dengan lingkungan organisasi.

2.      Perspektif Subjektif.
Perspektif Subjektif mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi diantara unit-unit organisasi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Fokusnya adalah bagaimana individu anggota organisasi bertransaksi dan kemudian memberi makna terhadap peristiwa komunikasi yang terjadi. Dalam arti lain, bagaimana anggota organisasi berperilaku akan bergantung kepada makna informasi itu bagi mereka.

Dengan demikian, definisi atau pengertian komunikasi organisasi baik dilihat dari perspektif objektif maupun perspektif subjektif adalah sebagai proses penciptaan dan penafsiran informasi diantara unit-unit komunikasi sebagai bagian dari suatu organisasi secara keseluruhan.
Dalam konteks demikian, komunikasi organisasi dipandang sebagai proses mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi di antara unit-unit organisasi yang memungkinkan sistem komunikasiorganisasi berfungsi secara efektif.

    ___________________________________ 7 ____________________________________

4.     Jenis-Jenis Komunikasi

Komunikasi organisasi meliputi sarana lisan dan nonverbal komunikasi di seluruh organisasi. Organisasi yang kompleks menggunakan berbagai saluran komunikasi, termasuk vertikal, horisontal, diagonal, dan gosip (Marquis dan Huston, 2003).
Manajer harus menentukan modus komunikasi terbaik yang akan digunakan untuk menyampaikan pesan tertentu. Misalnya, PHK atau dengan beberapa perubahan lain dalam organisasi yang kuat, kemungkinan dampak negatif bagi karyawan menjamin pertemuan tatap muka sehingga manajemen dapat memberikan klarifikasi langsung dan dapat menerima umpan balik. Umpan balik langsung dan klarifikasi dapat mencegah kesalahpahaman dan rumor, salah menanggapi maksud dari pesan. Informasi lain yang lebih rutin dapat berhasil dikomunikasikan oleh memo atau e-mail. Marquis dan Huston (2003) mencatat bahwa "kejelasan pesan sangat dipengaruhi oleh modus komunikasi yang digunakan".

1.      Komunikasi Verbal
Tatap wajah dan pesan tertulis merupakan komunikasi verbal. Pesan tertulis, termasuk e-mail, menyediakan dokumentasi pesan tetapi mungkin disalahartikan oleh penerima dan memakan waktu bagi manajer. Orang mungkin akan menafsirkan pesan tertulis dari perspektif mereka sendiri, pengalaman, dan posisi dalam organisasi, tidak mungkin membuat pemahaman umum dari pesan yang ditulis oleh semua orang yang menerima mereka. Efisien dan efektif keterampilan menulis yang penting bagi manajer perawat.
Spears (1997) mewawancarai manajer perawat mengenai perasaan mereka tentang menulis komunikasi bisnis. Manajer perawat melaporkan bahwa rata-rata mereka menulis menghabiskan antara 12,4 sampai 16 jam dari kerja 40 jam seminggu. Mereka mencatat perlunya keterampilan menulis yang baik, dan banyak menyatakan perlunya lebih banyak pendidikan dalam mengembangkan keterampilan menulis. Mereka melaporkan bahwa sering permintaan ditulis dan rekomendasi mengumpulkan perhatian atas lebih dari manajer dari pesan lisan. Permintaan tertulis, rekomendasi, dan proposal juga memberikan catatan komunikasi.
Oleh karena itu, cara lain menyampaikan informasi mungkin diperlukan, seperti memo atau ringkasan tertulis dari isi pertemuan. Meskipun demikian, manajer perawat berkomunikasi tatap muka dalam berbagai format, termasuk pertemuan formal, presentasi, dan kelompok kerja. Manajer tingkat atas biasanya menghabiskan banyak waktu dalam pertemuan.

2.      Komunikasi Nonverbal
Dalam komunikasi tatap muka, kata diucapkan disertai dengan perilaku nonverbal. Kadang-kadang perilaku nonverbal direncanakan dan diperhitungkan, dan lain kali tidak sadar pada bagian dari semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Komunikasi umumnya dianggap suatu proses, dengan kata-kata sebagai simbol dan bahasa yang mewakili kode. Kata-kata yang tidak perlu memahami makna pesan, ketika seseorang mengasumsikan postur kaku dan mengepalkan tinju pada orang lain. Dalam pengaturan kerja, marah, wajah cemberut dapat menyampaikan pesan keras daripada kata-kata yang diucapkan atau nada suara yang digunakan.

  _________________________________ 8 ________________________________

Gillies (1994 ) menyatakan, "untuk mengimbangi kekurangan informasi pesan verbal, orang tidak sadar menggunakan ekspresi wajah, gerakan, sentuh, dan nada suara untuk memperkuat makna komunikasi lisan". Komunikasi nonverbal meliputi penampilan, nada suara, gerak tubuh, gerakan tubuh, lirikan, ekspresi wajah, pakaian, bau, jarak, dan kiprah
Nada mungkin lebih penting daripada kata-kata dalam pesan, dan ekspresi wajah. Bahkan jika isi pesan yang cukup netral dan informatif, jika disampaikan oleh seseorang dengan ekspresi wajah marah menggunakan nada tajam suara, isi pesan kemungkinan besar akan dibayangi oleh perilaku nonverbal dari pengirim. Karena komunikasi nonverbal biasanya tidak sadar, sulit untuk mengontrol. Hal ini penting untuk pesan nonverbal untuk konsisten dengan pesan verbal.
Misalnya, akan tidak pantas untuk menyampaikan pesan yang serius tentang PHK direncanakan sambil tersenyum. Manajer dan karyawan harus menyadari perilaku nonverbal mereka dan mengakui dampaknya pada semua komunikasi. Kedua manajer dan karyawan harus memantau perilaku nonverbal mereka. Mereka juga mungkin berguna untuk mencari umpan balik dari orang lain untuk menentukan apakah perilaku nonverbal mereka konsisten dengan pesan verbal mereka dan untuk menentukan dampak dari perilaku nonverbal mereka pada kesan keseluruhan yang dihasilkan oleh komunikasi mereka.

3.      Vertikal, Horizontal, Dan Komunikasi Diagonal
Dalam organisasi yang kompleks, perlu untuk komunikasi mengalir dalam berbagai arah untuk mencapai tujuan organisasi. Vertikal, horisontal, dan diagonal komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi secara efektif.

a.      Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan. Komunikasi vertikal meliputi komunikasi ke bawah, di mana informasi dan jenis komunikasi lainnya yang dikirim oleh atasan kepada bawahan. Komunikasi ke bawah mencerminkan struktur hirarkis organisasi. Komunikasi ke bawah dapat terjadi dalam berbagai cara tergantung sebagian pada isi pesan. Misalnya, berita yang akan menyenangkan bawahan, seperti bonus, akan disampaikan berbeda dari berita yang mungkin menyedihkan bagi mereka, seperti PHK mendatang ( Barnum dan Kerfoot, 1995). Beberapa pesan mungkin perlu disampaikan oleh berbagai mode, seperti tatap muka, bentuk dimediasi seperti video atau audio, dan tulisan. Misalnya, jika prosedur yang sedang berubah, mungkin akan diumumkan dalam pertemuan satuan, diperkuat oleh sebuah memo kepada seluruh karyawan dipengaruhi oleh perubahan, dan ditampilkan dalam sebuah video merinci perubahan yang diajukan. Revisi Prosedur kemudian akan ditulis dan ditempatkan pada unit keperawatan. Pesan dimediasi dan ditulis juga berfungsi untuk memberikan catatan komunikasi. Jika karyawan tidak mematuhi prosedur baru, mereka tidak bisa mengatakan mereka tidak diberitahu tentang perubahan.

    ________________________________ 9 _________________________________

b.      Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau komunikasi mendatar, seperti komunikasiantara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

c.       Komunikasi Diagonal
Dalam komunikasi diagonal, manajer berinteraksi dengan manajer, dokter, dan kelompok-kelompok orang di departemen lain dalam organisasi yang tidak pada tingkat yang sama dalam hirarki (Marquis dan Huston, 2003). Jenis interaksi ini penting untuk fungsi organisasi dan biasanya tidak terjadi melalui cara formal. Komunikasi diagonal melayani banyak fungsi yang sama untuk menjadi seorang bijaksana dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah sebagai komunikasi horizontal tetapi mencakup lebih luas orang di seluruh organisasi. Komunikasi diagonal memungkinkan manajer untuk langsung ke seseorang pada tingkat yang berbeda dalam struktur birokrasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contoh, seorang eksekutif perawat bisa bekerja dengan pimpinan staf medis untuk mengatasi masalah klinis.

5.     Fungsi Komunikasi dalam Organisasi

Fungsi komunikasi dalam organisasi sangat besar. Menurut Sendjaja (Burhan. 2009), organisasi baik yang berorientasi untuk mencari keuntungan (profit) maupun nirlaba (non-profit), memiliki empat fungsi organisasi, yaitu: fungsi normatif, regulatif, persuasif, dan integratif.

Fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut :

1.      Fungsi informative
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu system proses informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh naggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik, dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti.Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi.Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi.Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan.

2.      Fungsi regulative
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini.Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.Disamping itu, mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberi instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of outhority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana mestinya.

     ________________________________ 10 _________________________________

Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak bergantung pada :

1.      Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah .
2.      Kekuatan pimpinan dlaam memberi sanksi.
3.      Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pimpinan sekaligus sebagai pribadi.
4.      Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan kedua, berkaitan dengan pesan.Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh untuk dilaksanakan.

3.      Fungsi persuasive
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4.      Fungsi integrative
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik.Ada dua saluran komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, bulletin) dan laporan kemajuan organisasi; juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata.Pelaksanaan aktivitas ini menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

6.     Proses Komunikasi dalam Organisasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1.   Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

     ___________________________________ 11 _____________________________________

2.  Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
3.   Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4.    Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6.   Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
7.   Penginterpretasian, pada Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.

7.     Gaya Komunikasi dalam Organisasi

1.      The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
2.      The Equalitarian Style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
3.      The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4.      The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).

     ________________________________ 12 _________________________________

5.      The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
6.      The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

8.     Hambatan Komunikasi dalam Organisasi

Dalam proses organisasi tidaklah selalu mulus, tentunya akan banyak terjadi hambatan-hambatan pada perjalanananya. Hambatan yang sering muncul adalah hambatan komunikasi, karena komunikasi adalah kunci utama dalam kesuksesan organisasi mengingat banyaknya orang yang terlibat didalammnya. Hambatan tersebut tentunya bukan menjadi suatu pengganjal dalam organisasi karena semua hambatan pastinya dapat diselesaikan dengan baik dan tepat. Berikut ini adalah macam-macam hambatan dalam organisasi yaitu :

1.   Hambatan dari Proses Komunikasi yaitu hambatan yang timbul dari ketidak jelasan informasi yang akan disampaikan.
2.    Hambatan Fisik yaitu hambatan yang terjadi akibat ada gangguan cuaca, gangguan sinyal, dsb.
3.  Hambatan Semantik yaitu hambatan yang terjadi akibat pemahaman yang sedikit mengenai bahasa dan istilah-istilah asing yang digunakan dalam informasi atau pesan
4.   Hambatan Psikologis yaitu hambatan yang berasal dari gangguan kondisi kejiwaaan dari si pengirim pesan atau penerima pesan sengingga mengakibatkan informasi tersebut mengalami perubahan.
5.   Hambatan Manusiawi yaitu hambatan yang terjadi akibat tingkat emosi manusia yang tidak menentu dalam menyikapi informasi atau pesan.
6.   Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan spesialisasi yaitu hambatan yang timbul akibat komunikasi dengan atasan atau bawahan mengalami kendala seperti tingkat pemahaman terhadap suatu informasi yang berbeda yang mengakibatkan sebuah hambatan.
7.   Hambatan-hambatan Antar Pribadi yaitu hambatan yang timbul antar pribadi didalam sebuah organisasi, biasanya hambatan ini muncul karena adanya salah paham antar pribadi yang menyangkut masalah tugas dan wewenang dari orang yang ada dalam organisasi.
Dari berbagai hambatan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi itu tidak mudah dan memerlukan jalan yang sangat panjang untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam organisasi dan dalam aktivitas lainnya.Tetapi hambatan tersebut bukanlah menjadi satu-satunya penghambat dalam organisasi. Untuk memecahkan masalah hambatan tersebut diatas berikut ini diurakian cara mengatasi hambatan komunikasi :

     ______________________________ 13 _________________________________

1. Memerikan umpan balik atau Feed Back yaitu memberikan kesempatan pada seseorang untuk menyampaikan informasi dan gagasannya sehingga tercipta komunikasi 2 (dua) arah.
2.    Mengenai si penerima berita yaitu mengenali latar belakang , pendidikan serta kondisi penerima pesan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan mudah dimengerti oleh si penerima pesan.
3.  Susunlah secara terperinci apa, dan kapan informasi tersebut harus disampaikan dan kepada siapa informasi tersebut akan disampaikan.

     ________________________________ 14 _________________________________

BAB III
PENUTUP



1.     Kesimpulan

Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek, baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam organisasi. Didalam kegiatan berorganisasi, komunikasi sangat diperlukan dengan tujuan agar sebuah system atau komunikasi yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik.
Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan atau informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik atau feed back kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.
Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.
Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan nonverbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi nonverbal atau bahasa (gerak tubuh). Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yang mutualisme antara keduanya.

2.     Saran

Dengan disusunnya makalah ini, maka pembaca maupun penulis dapat mengerti dan memahami arti pentingnya berkomunikasi didalam kehidupan sehari-hari khususnya komunikasi dalam organisasi.
Semoga makalah ini dapat diterima dan dimengerti serta berguna bagi pembaca maupun penulis, kami memohon maaf atas berbagai kekurangan yang ada dalam penulisan makalah ini, dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa membangun dan memotivasi kami demi terciptanya suatu kesempurnaan.

    __________________________________ 15 ___________________________________

STUDY KASUS

1.      Ahok : Komunikasi itu Cara, Bukan Hanya Isi
Cara berkomunikasi Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Purnama, mendapatkan sorotan. Bukan kali ini sesungguhnya, cara komunikasi Ahok menjadi perhatian. Sejak pertama kali menjabat sebagai wagub, sejumlah kalangan mempermasalahkannya, atau minimal membahasnya.Ahok memang unik, karena setiap kali bicara selalu berapi-api, peuh semangat, dan lantang.Buat sebagian orang, kesan Ahok adalah arogan.Banyak orang yang tidak suka lalu mengkritiknya.Kali ini lebih ramai lagi, karena Prabowo Subianto pun memberikan kritikan.Prabowo adalah bos besarnya Ahok di partai Gerindra.
Saya, tidak akan mengupas Ahok dari sisi politik, melainkan dari sudut pandang ilmu komunikasi. Dalam ilmu komunikasi, cara berkomunikasi memegang peranan amat penting. Bahkan, kadang-kadang jauh lebih penting dibanding isinya. Mungkin Anda pernah mendengar kalimat ini:
“Suatu hal yang salah, jika disampaikan terus menerus dan berulang-ulang, bisa menjadi sebuah kebenaran.”
Mbahnya ilmu Komunikasi Wilbur Schram, seorang pakar asal Kanada, memang tidak menyebutkan cara sebagai sesuatu yang utama dalam teorinya. Dia hanya menyebutkan komunikasi sebagai “siapa mengatakan apa kepada siapa melalui media apa dengan dampak apa…” Tidak ada tambahan dengan cara apa?
Dalam perkembangan ilmu komunikasi kemudian diketahui bahwa cara, sungguh vital posisinya dalam ilmu ini. Cara, menyangkut dengan media apa dan simbol komunikasi apa yang dipakai. Beda media beda pula simbolnya. Misal, jika kita berkomunikasi lewat telepon, maka semua simbol terkait dengan suara.Benar? 
Tidak ada simbol tertulis di sana. Sebaliknya jika media yang kita gunakan adalah e-mail atau surat menyurat. Maka, simbol yang digunakan biasanya adalah tulisan.
Berbagai penelitian dan riset komunikasi menunjukkan bahwa simbol non verbal lebih besar dampaknya dalam berkomunikasi (perbandingannya 70:30). Artinya, jika kita berkomunikasi dengan orang lain, menggunakan simbol verbal berupa kata-kata terucap, akan sia-sia jika non verbalnya tidak mendukung. Contoh, Anda memuji seseorang dengan ucapan, “Kerja Anda bagus!” tapi disampaikan dengan cara berteriak, dan mata Anda tidak melihat kepada orang tersebut. Mungkin orang yang dipuji akan merespon, “Ini memuji atau ngejek sih?” atau “Mujinya ikhlas tidak sih?”
Non verbal banyak sekali jenisnya.Mulai dari bahasa tubuh, gerak tubuh, bahasa diam, ekspresi, parabahasa (intonasi, pitch control, penekanan, speed, dll), jarak, waktu dan lain sebagainya.Kita harus pelajari hal itu dengan baik, jika ingin tujuan komunikasi kita tercapai.Kalau kita mengabaikan komunikasi non verbal maka kita terancam oleh kegagalan tercapainya tujuan komunikasi.
“Maksud saya kan baik…” begitu ucap seseorang tentang isi komunikasinya, namun dikritik cara berkomunikasinya. Benar, maksud kita baik, isi komunikasi kita baik, tapi kalau cara menyampaikannya tidak klop, maka dampak yang akan diterima oleh orang lain akan berbeda. Bukankah kita ingin maksud dan penerimaannya klop. Kalau maksud kita baik maka diterima pula dengan baik, begitu bukan? Nah, kalau demikian maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus dan wajib memperhatikan cara kita berkomunikasi (non verbal).
  ______________________________________ 16 _______________________________________

DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Muhammad Ahsan Fuady | Powered by Blogger